Kamis, 27 November 2008

Artikel dari Pembaca

PEMUDA
( Sebuah tanda-tanda bagi para kaum pemuda )
Oleh : Fida ‘Afif
( Ka. Bidang SDI PD IRM Kendal Periode 2007 - 2009 )
Secuil Tentang Pemuda
Kondisi tubuh yang energik dan paras yang segar, begitulah istilah yang sering didengar bila kata pemuda muncul. Sosok generasi y ang merupakan generasi sebelum tua ini cenderung penasaran dengan hal-hal yang baru dan menantang. Apalagi jika mereka ditantang untuk melakukan hal yang baru itu.
Dari segi biologisnya para kaula muda memiliki tingkat seksualitas yang tinggi karena pada masa ini merupakan fase pubertas dan memuncaknya pertumbuhan hormon-hormon yang dapat memicu timbulnya rangsangan seksualitas. Kita tidak bisa mengungkiri jika kejahatan seksualitas mayoritas dilakukan oleh para yang muda-muda.
Jadi kita dapat memberikan pengertian bahwa pemuda adalah masa atau fase seseorang sebelum menginjak masa tua dalam perjalanan hidupnya.

Ingin Dipandang dan Dihargai
Ada beberapa pemuda yang sering membuat sensasi atau sesuatu yang dianggap hal yang baru dan mereka cenderung melakukan hal-hal tersebut. Ini merupakan wujud dari bahwa sebenarnya para pemuda itu ingin dipandang. Dipandang ini merupakan sebuah rasa dimana mereka ingin mendapatkan suatu perlakuan yang setara dengan orang dewasa, bukan hanya dipandang dengan asumsi mereka itu ada di dunia yang dapat dilihat dengan kasat mata belaka. Kita sering menjumpai istilah bahwa pemuda itu belum ada apa-apanya, belum merasakan pahitnya balada kehidupan dunia, belum berpengalaman, belum ini belum itu. Ini justru dapat memicu kesenjangan dan menyampingkan istilah dipandang tadi.
Satu hal lagi yang sekiranya pemuda inginkan, yaitu dihargai. Jangankan pemuda, orang tuapun jika tidak mendapatkan penghargaan atas dirinya tentu merasa tidak mempunyai status dalam lingkup sosialnya. Begitupun dengan pemuda. Dihargai di sini merupakan wujud dari sebuah hasil karya yang mereka kerjakan yang sekiranya perlu mendapatkan tempat yang layak dengan memposisikannya sebagai sebuah hasil karya yang tidak sepele dan bukan merupakan bahan cemoohan.

Pemuda dan Pendidikan
Pada zaman sebelum kemerdekaan kita mengenal bahwa peran kaum muda intelektual sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kebangkitan bangsa Indonesia pada saat itu. Katakanlah Jendral Soedirman yang rela berperang dengan paru-paru sebelahnya dan grelya melawan penjajah Belanda dengan usia yang relatif muda. Atau Soekarno dan Hatta kala itu belum genap berusia 25 tahun, akan tetapi perjuangan dan pengabdiannya untuk bumi pertiwi begitu dahsyatnya. Tanpa adanya sebuah pendidikan tatkala itu , tentu tidak akan lahir pemuda-pemuda yang secara cerdik mengatur dan menyeting kemerdekaan negeri ini.
Pemuda yang tangguh adalah pemuda yang berpendidikan. Berpendidikan disini bukanlah hanya tertuju kepada mereka yang telah duduk di bangku sekolahan atau pendidikan formal, akan tetapi mereka yang berani melibatkan diri untuk memperoleh ilmu dari berbagai sumber dan kemudian dengan ilmu yang mereka peroleh itu dapat memberikan kontribusi yang nyata dan bermanfaat bagi khalayak manusia khususnya di Indinesia.
Sekarang menjadi pertanyaan baru terhadap para kaum muda Indonesia mengenai apa yang mereka lakukan . Apakah hanya terlamun dengan kondisi globalisasi yang semakin mengglobal ini, ataukah hanya masih tetap mengandalkan bapak-bapak mereka untuk sekedar mendapatkan sesuap nasi.

Pemuda Berkepribadian Luhur

Jika kita menengok kembali bagaimana dan apa yang dilakukan Rosulullah saat berusia muda, walaupun beliau berada di tengah-tengah masyarakat jahiliyyah akan tetapi beliau tidak pernah terpengaruh. Di tengah-tengah kaumnya beliau dikenal dengan kejujurannya dan seorang yang selalu menyampaikan amanat serta tidak pernah muncul kata dusta dari mulutnya sehingga beliau mendapat gelar Al Amin dari kaum Quraisy(Assirah Anabawiyah “Riwayat Hidup Rosulullah” hal. 79). Sejak kecil beliau sudah terbiasa mencari nafkah sendiri dengan menggembalakan kambing orang-orang Quraisy. Beliau senantiasa menjadi pemuda yang tanggunh dan memiliki keluhuran pada kepribadiannya.
Ketika nabi berusia dua puluh lima tahun, beliau telah berani menikahi Khodijah dengan tidak menyampinghkan tanggungjawab beliau sebagia seorang suami yang lebih muda dari istrinya.
Perlu adanya ketertarikan dari para pemuda Indonesia memiliki keluhuran dalam berkepribadian dengan meniru apa yang dilakukan Rosulullah Muhammad tatkala berusia muda.

Kekuatan Kaum Muda
Sesungguhnya titik poko kekuatan suatu bangsa adalah pada generasi penerusnya (kader bangsa) yaitu pemuda-pemuda yang bukan mengumbar kemalasannya , tetapi benar-benar tau apa yang seharusnya mereka lakukan sekarang.
Konsep mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap bangsa dan negerinya hanya tercuak dari kalangan yang sedikit saja. Rasa keprihatinan itu hampir luntur bahkan sudah tidak dimiliki oleh klaum pemuda, tidak seperti semangat para pendahulu, para pemuda angkatan empat lilma yang begitu semangat dengan serentak mempunyai rasa optimisme tinggi terhadap kejayaan bangsa ini.
Biar bagaimanapun negara ini mengharapkan kekuatan para pemudanya untuk segera melakukan pergerakan yang benar-benar nyata merubah ranah negeri ini menjadi lebih baik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kok sepi sih?????


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger