Sabtu, 24 Januari 2009

Opini Pendidikan

STOP!!!LIBERALISASI PENDIDIKAN
Aset bangsa yang berupa pendidikan adalah aset yang kira-kira disebut penghuni terakhir bangsa ini. Setelah kebijakan liberalisasi ekonomi marak dilakukan semenjak Orde Baru sampai sekarang. Kini aset bangsa yang paling berharga ini sedang berada di ujung tanduk. Serius, benar-benar under attack.
Kekhawatiran publik semakin terbukti akan terjadinya arus liberalisasi yang lebih sistemik dan massif yang dipelopori oleh pemerintah pusat. Selama ini proses pendidikan sebenarnya sudah mengarah kepada kecenderungan liberalisasi dengan indikasi standarisasi pendidikan yang tak ubahnya adalah upaya penyeragaman modal pendidikan dengan menjadikan Ujian Nasinal sebagai standar kelulusan yang sangat dominan. Hal ini kemudian ditopang dengan disyahkannya peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal. Hal ini dianggap sebagai manifestasi dari di undangkannya UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing.

Dalam perpres 77/2007 tersebut dengan sangat jelas bahwa pendidikan merupakan jenis bidang usaha yang terbuka untuk investasi modal asing dengan ketentuan kepemilikan modal asing sampai 49%. Lembaga pendidikan yang dimaksud di sini meliputi pendidikan dasar dan menengah, Pendidikan Tinggi, dan Pendidikan Non-Formal. Semua ini masuk dalam kategori bidang usaha terbuka, meski dengan persyaratan. Jadi, lembaga pendidikan telah beralih fungsi sebagai lembaga ekonomi tidak berbeda dengan PT, BUMN, koperasi dan sejenisnya.
Ada tiga hal yang layak kita analisis. Pertama, Mengapa muncul Perpres 77/2007. beberapa pengamat menyatakan perpress ini adalah turunan dari UU PMA. Namun, juga nalar kritis melihat bahwa dalam UU PMA tidak menyinggung kalau lembaga pendidikan sebagai bidang usaha apalagi termasuk bidangusaha yang terbuka untuk pemodal asing. Jadi ada persoalan dalam prosedur konstitusi yang telah dilanggar oleh pemerintah. Sehingga penulis, berpendapat bahwa kebijakan ini adalah akibat tekanan pemodal asing melalui corong WTO yang menggolongkan pendidikan sebagai unit usaha yang perlu investasi modal. Ini selain bentuk liberalisasi adalah upaya kolonialisasi dalam bentuk pendidikan sebagaimana dulu pernah diterapkan oleh Belanda. Sekolah/lembaga pendidikan waktu itu memproduksi tenaga kerja yang murah untuk melanggengkan kekuasaannya. Inipun dibungkus dalam politik etis yang menyesatkan. Kedua, apakah dampak bagi karakter pendidikan. Dampak yang sangat jelas adalah terancamnya nilai-nilai akar budaya bangsa akibat kepemilikan modal asing. Meski hanya 49% dalam kenayataanya ini sangat menentukan karena modal 49% ini mempunyai dampak psikologis terhadap arah pendidikan malalui kurikulum. Sebagai akibat kelanjutan adalah masuknya berbagai ideologi asing (pemilik modal) yang akan menggusur moralitas, nilai kebangsaan, serta mentalitas anak didik. Dampak lainnya juga akan mengancam sekolah-sekolah swasta yang kekuarangan modal akan gulung tikar karena ketidakberdayaan melawan pemodal asing akibat liberalisasi ini memberlakuka hukum rimba, siapa punya uang banyak dia lah yang menguasai. Sayang hal ini biasa disebut kompetisi dalam mekanisme pasar dan negara tidak perlu terlalui intervensi.
Ketiga, langka apa untuk menyelamatkan pendidikan kita. Kita masih punya optimisme bahwa akar pendidikan kita masih berakar budaya bangsa, maka seharusnya kekuatan elemen pendidikan ini masih punya bargaining position untuk menolak komersialisasi pendidikan yang sedang direncanakan oleh pemerintah. salah satu langka yang mendesak untuk dilakukan adalah melakukan gugatan judical review untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah atas keluarnya perpress 77/2007. Materi gugatan dapat berupa uji atas Perpress dengan UU PMA yang dianggap tidak sinkron dan cenderung bertentangan.
Dengan daya kritis kita, semua elemen pendidikan diharapkan bersatu dan menolak kebijakan pemerintah yang semakin tidak terkontrol untuk menjual aset-aset negara, setelah BUMN dijual kini pendidikan terancam digadaikan dengan mulai membuka pintu gerbang investasi dalam dunia pendidikan laiknya inveastasi dalam perusahaan. Kita tanya, Apa negara masih kurang puas setelah menjual murah tambang, minyak, pasir laut dan hasil hutan. Kita sebagai bagian dari dunia pendidikan harus dengan lantang menyuarakan kepada penguasa: ” wahai pemerintah, berhentilah menjual aset bangsa! Kembalilah ke jalan yang benar.”


David Effendi,
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UGM
Ketua Bidang PIP ( Pengkajian Ilmu Pengetahuan )
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah,periode 2006-2008

Alamat: Jalan KHA Dahlan 103 Yogyakarta 55262, telp. 0274-411293
Baca Selengkapnya....

Jumat, 23 Januari 2009

Tips -Tips Ke 2

Tips Pada Saat UJIAN NASIONAL (UN)
Persiapan untuk menghadapi ujian adalah hal yang paling penting untuk menentukan kesiapan dalam mengerjakan semua soal yang ada.

Berikut ini ada 10 tips untuk membantu adik-adik kita yang masih duduk di bangku sekolah dalam mengerjakan ujian:

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil

6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.

7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

9. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

10. Analisis hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

Sumber: www.studygs.net

SEMOGA SUKSES UN 2009.......!!!!!!
Baca Selengkapnya....

Tips - Tips

Tips Persiapan Ujian
Ujian, siapa takut....?
UJIAN??? Aduuhhh… bisa nggak sih, sekolah nggak pakai ujian??? Sering banget kita ngomong gitu tiap kali dengar kata “ujian”. Padahal, ujian itu penting banget untuk ngetes apakah yang kita pelajari sebelumnya sudah sukses nangkring di kepala atau belum, dan apakah kita sudah siap menerima pelajaran yang lebih sulit lagi. Eiitss…. pelajaran di sini bukan cuma pelajaran di sekolahan lho… tapi juga termasuk pelajaran di kursus, misalnya main alat musik, atau bahasa.Kayaknya sudah “hukum alam” banget deh, tiap kali kita mau ujian, badan rasanya gemetar abis, keringat dingin, nggak bisa tidur tiga hari tiga malam, belajar sampai jungkir balik… saking stresnya kita ngebayangin soal-soal yang bakal keluar.
Tapi tenang saja. Hal-hal itu nggak sepenuhnya buruk, kok! Rasa tegang di bawah alam sadar kita justru bisa munculin motivasi tinggi untuk berusaha keras mempersiapkan diri menghadapi ujian. Lain lagi kalau kita santai dan cuek, persiapan juga bakalan cuman separuh hati… alhasil hasilnya juga segitu-segitu aja.

Ngomong-ngomong, ujian tuh bisa datang dalam berbagai bentuk, lho! Mulai dari pertanyaan guru di kelas, ulangan harian, sampai ke ujian akhir kenaikan kelas atau ujian kelulusan. Nah, ujian akhir lah yang sering banget jadi momok buat kita semua. Coz, ujian akhir adalah ujian yang bakal nentuin masa depan kita. Makanya, supaya sukses dan nggak terlalu stres menghadapinya, ada beberapa tips yang bisa kamu praktekkan supaya hasil ujianmu sukses berat.

Hobi Menyicil
Kita semua paling doyan sama yang namanya SKS, alias “Sistem Kebut Semalam”. Dan hebatnya, kita berharap semua pelajaran setahun penuh itu bakalan langsung nyantol di otak dan bisa mendapatkan hasilnya baik. Duuh… nggak mungkin! Jadi, sebaiknya sih, kamu hilangkan kebiasaan buruk itu dan mulai menyicil belajar dari jauh-jauh hari. Sehingga ketika hari ujian sudah dekat, kamu jadinya nggak kalang kabut lagi. Karena kamu tinggal mengulang semua pelajaran yang telah dipelajari selama ini.Memang sih, kebiasaan untuk belajar setiap hari itu susah banget untuk dilaksanakan. Selain rasa malas, kita juga suka ogah mengorbankan waktu untuk main sama teman hanya gara-gara harus belajar. Belum lagi kalau sampai di rumah, ada acara TV yang sangat menggoda untuk ditonton. Tapi percaya deh, sebenarnya belajar setiap hari itu nggak segitu sulit dan makan waktu banyak, kok! Karena sebenarnya kita hanya perlu meluangkan waktu sekitar 1-2 jam saja untuk membaca ulang pelajaran hari itu, pelajaran untuk esok hari dan bikin PR. Jangan lupa untuk selalu membuat catatan yang rapih dan teratur tentang semua hal yang kamu pelajari saat itu dan tinggalkan kebiasaan mencontek PR temanmu. Dengan begitu, ilmu itu akan bisa terserap oleh otak dan kamu pun jadi lebih menguasai materi pelajaran.
Tapi males banget nggak sih, kudu belajar tiap hari?? Nah, ini ada cara paten untuk menghilangkan rasa malas untuk belajar rutin tiap hari, yaitu dengan memberikan “reward” untuk dirimu sendiri. Contohnya: tiap gue belajar dua jam sehari, gue bisa hang-out ke mal dua jam sehari juga. Atau, tiap gue berhasil belajar tiap hari selama lima hari berturut-turut, akhir pekan gue bakal nonton DVD seharian dan hang-out bareng teman-teman. Pokoknya buatlah kaul yang bisa bikin hati kamu jadi senang. Sehingga kamu pun nggak merasa terbebani dan jadi cupu karena kebanyakan belajar. Semua hal di dalam hidup itu harus seimbang supaya kesuksesan bisa tercipta.

Persiapan Ujian

Pasang Mata dan Telinga
Kamu harus rajin mendengarkan kisi-kisi soal ujian yang biasanya suka diberikan oleh guru dan menanyakan bahan-bahan bacaan lain yang bisa membuatmu lebih mudah mengerti bahan pelajaran. Kamu juga bisa mencari info dari kakak kelas tentang soal-soal yang sudah pernah keluar. Selain itu kamu harus memeriksa kelengkapan catatan pelajaran dengan teman lainnya, supaya nggak ketinggalan informasi nantinya.

Bikin Daftar Inventaris
Tenang, bukan buku pelajaran atau alat tulis yang musti kamu inventaris, itu sih kerjaannya Tata Usaha Sekolah. Yang musti kamu lakukan adalah membuat daftar inventaris tentang bahan ujian, dalam tiga tabel. Tabel pertama berisi bahan ujian yang sudah dikuasai, tabel kedua berisi bahan ujian yang hanya dikuasai setengahnya, dan tabel ketiga berisi bahan ujian yang belum dikuasai sama sekali. Dengan membuat daftar seperti ini akan membantumu untuk melakukan prioritas dalam belajar.

Belajar Kelompok
Paling asyik kalau kamu bisa punya kelompok belajar, karena kalau ada teman senasib sepenanggungan, biasanya bisa saling kasih support dan bisa saling berbagi beban. Kalian juga bisa saling bertukar info tentang bocoran soal ujian dari kakak kelas sekaligus mengerjakannya bersama-sama.

Tentukan Jadwal Belajar
Jangan membuat jadwal yang kelewat mepet, ya! Karena kamu pasti butuh waktu untuk ngumpulin bahan pelajaran yang masih belum lengkap, termasuk berbagai fotokopian, diktat dan catatan pelajaran lainnya. Yang pasti, jangan membuat jadwal yang kamu sendiri merasa tidak mungkin menyanggupinya. Buatlah sesederhana mungkin, karena yang penting kamu mematuhi semua rencana tersebut.Saat ujian tibaUjian sudah bakal mulai Senin depan!!! Waktu belajar tinggal beberapa hari lagi, mulai deh badan jadi keringat dingin. Tenang saja… Kamu kan, sudah melakukan semua persiapan dari jauh hari, jadi nggak perlu panik lagi. Dan kalau masih stres juga, ini ada jurus ampuh untuk melenyapkannya.

Tes Diri Sendiri
Beli buku-buku latihan soal atau bank soal di toko buku. Lalu kerjakan semua tes yang ada, mulai dari yang gampang sampai yang susah. Kamu juga bisa mengerjakannya bersama kelompok belajarmu. Dan kalau kamu merasa soalnya masih kurang lengkap, tanyakan saja pada gurumu, karena biasanya mereka punya bank soal yang lebih banyak. Selain itu, mereka juga bisa membantumu menerangkan soal-soal yang tidak kamu mengerti.

Bikin Ringkasan
Buatlah ringkasan pelajaran dari seluruh mata pelajaran yang telah kamu pelajari selama ini. Dengan begitu kamu bisa lebih gampang belajar dan bisa melakukannya di mana saja.

Jalani Saja Hidupmu
Jangan sampai waktumu hanya tersita oleh masalah ujian saja. Kamu harus tetap bisa menjalankan hidupmu seperti biasanya. Jaga makananmu dan jangan lupa untuk berolahraga. Dan yang paling penting, kamu tidak boleh bergadang. Karena tidur yang cukup dan nyenyak bisa membantu kamu segar dan otakmu pun jadi lebih encer. Dijamin deh, ujian kamu bakalan sukses berat!

(Sumber : http://yudi-erwanto.blogspot.com)


Baca Selengkapnya....

Kamis, 22 Januari 2009

OPINI

”Pemilu yang Rileks”
Politik itu parodi, parodi itu tidak ada. Pemilu itu pesta demokrasi, demokrasi itu tidak ada. Kira-kira itu kata-kata yang menyeruak dan menyembul dari ubun-ubun penulis memikirkan format cara pandang yang berupaya mengolaborasikan antara pesimisme dan anti optimisme. Pesimisme masih memimpin meskipun konon 2008 adalah kemenangan sang pemimpi. Sang Barack Obama sebagai pemimpi berhasil menjadi presiden AS, dan di dalam negeri ada Laskar Pelangi sebagai kemenangan Andrea Hirata sebagai si Pemimpi dari kampung melayu-Belitong.

Baiklah kita akan mencoba membagi model pemilihan umum menjadi beberapa bagian. Karena demokrasi adalah option maka anda bisa memilih mana yang paling anda sukai atau tidak disukai. Rasionalitas anda tidak dipaksakan asal tidak menuju the common tragedy atau bencana ummat. Ada 5 macam model pemilu antara lain; Pemilu sebagai pesta kerakyatan, Pemilu tanpa demokrasi, pemilu yang elitis, pemilu yang high cost, dan pemilu yang rileks. Sebagai penjelasan sebagai berikut.

Pertama, Pemilu sebagai pesta kerakyatan. Terjadi kira-kira tahun 1950-an yang dianggap menjadi ujung tombang demokrasi prosedural sebagai kemenangan antara kelompok administrator dan solidarity maker. Idealnya kampanye politik tidak mahal, tidak anarkhis, berani debat gagasan, dan tentu saja sangat ideologis sebagai argumen utama tindakan politik para aktor. Pemilu yang akan diselenggarakan pada tahun 2009 memiliki arti dan makna yang sangat strategis dan penting bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia di masa mendatang. Pemilu itu merupakan momentum penting bagi rakyat, karena mereka mendapat kesempatan untuk dapat memilih wakil-wakil dan pemimpinnya yang dianggap terbaik dan diharapkan dapat membawa perbaikan dan kemashlahatan bagi rakyat dan bangsa negeri ini untuk masa lima tahun ke depan

Kedua, Pemilu tanpa demokrasi alias demokrasi minus demokratis. Artinya, pemilu hanya menjadi abang-abang lambe, sebab sebelum pemilu sudah ada pemenangnya. Pihak yang berkuasa memakasakan segala sumber daya alam yang bisa dimodifikasi kayak tanah lempung, kaum birokrat menjadi pengikat suara dari kota sampai ke pelosok desa. Terjadi sepanjang tahun dibawah kekuasaan Orde Baru Panglima dan Raja besar Jendral Soeharto. Dulunya asasnya LUBER (langsung Umum Bebas rahsia). Lalu setelah reformasi ditambah dengan JURDIL (jujur dan adil) karena selama Orde Baru memang Demokratis tapi minus kejujuran dan keadilan.

Ketiga, Pemilu yang elitis. Pemilu memang untuk orang-orang punya modal, elite yang berkuasa dan untuk menumpuk kekuasaan dan harta modal bagi kaun the haves. Pemilu yang demikan sama sekali jauh dari pesta rakyat. Akan tetapi, meminjam bahasa Iwan fals pesta pora binatang” yang saling menjejak, menjegal dan mengadu domba. Pemilu selalu dimenangkan oleh the haves dan mengorbankan the haves not atau rakyat kebanyakan. Sekali lagi, hanya pemilu 1955 sebagai kemenangan rakyat untuk menentukan kehidupan berbangsa-bernegara dari kolonialisme. Pemilu berikutnya adalah pemilu elitis, dan dipaksakan menjadi populis.

Keempat, Pemilu yang high cost. Dibandingkan dengan Pemilu 2004 yang hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 3,5 triliun untuk Pemilu DPR, DPRD I, DPRD II dan DPD serta Pemilihan Presiden (Pipres), maka Pemilu 2009 mengalami lonjakan yang sangat tajam. Ketua KPU, Abdul Hafidz Anshori menyebutkan total anggaran KPU dan Pemilu 2009 sekitar Rp 47,9 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk kebutuhan KPU dan Pemilu masing-masing sebesar Rp 18,6 triliun untuk tahun 2008, dan Rp. 29,3 triliun untuk proses Pemilu 2009. Biaya pemilu mungkin terlalu besar bagi kaum idealis. Jika miliaran bahkan sampai trilyun bisa dibantukan untuk membuka lowongan pekerjaan, memberdayakan fakir miskin.

Kelima, Pemilu yang anarkhis. Terjadi bakar-bakaran, perang seiman dan seagama, se tanah air dan sebagainya. Sangat disayangkan jika Golput diharamkan, dan dilarang atau sampai dipidanakan. Tidak memilih bukan berarti tidak cintah tanah air atau nasionalismenya telah tumpul. Tidak ada hubungan sama sekali. Pemilu seperti adzan, jika ada tetangga tidak datang ke masjid ya apa salahnya. Dalam konteks pemilu, tidak datang ke bilik suara, apa hendak di kata bisa jadi ada sesuatu yang lebih penting dari pencoblosan atau pencontrengan kertas secara berjamaah. Pemaksaan memilih sendiri menciderai demokrasi, penindasan apalagi pasti menganiaya kemanusiaan.

Terakhir adalah, Pemilu yang rileks. Santai aja tidak perlu perang saudara, konflik vertikal atau horisontal. Tapi memang yang diatas harus dibuat tahu diri dan ”nyadar gitu lho.” agar kehidupan ini adil, bukan sekedar parodi karena hidup kayak parodi bisa jadi sangat menyakitkan wong elit. Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden tahun depan, sebenarnya bukan hanya sekedar untuk menggantikan anggota DPR dan presiden, tetapi juga partai politik yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.


David Efendi, S.IP
Mahasiwa sekolah pasca Sarjana Ilmu Politik UGM
Baca Selengkapnya....

Rabu, 21 Januari 2009

BELAJARLAH UNTUK RAKYAT!

”...jika semua rakyat bisa membaca , tidak ada penguasa, pendeta, ulama, atau pangeran yang bisa mempertahankan monopoli mereka terhadap kedaulatan kata.”

Bagaimana lagi, terpaksa harus ikut ambil bagian dalam musim panen partai. Musim panen semoga tidak hanya untuk rakyat yang ”gede” alias kaum papan atas yang kehidupannya sudah borjuis. Seharusnya dan selayaknya kemunculan partai-partai ini mampu memberikan kehidupan yang lebih baik. Karena apa? Semakin banyak yang memperjuangkan nasib kehidupan takyat yang kurang beruntung bahkan cenderung tertindas dan ditindas oleh sistem pembangunan. Kebangkitan nasional untuk rakyat miskin, masih jauh panggang dari api. Permainan data rakyat miskin sampai sekarang tidak jelas, naik turun dan jika naik naiknya sangat tinggi seperti deret ukur dan jika angka kemiskinan dan kebodohan turun, toh turunya hanya sedikit saja. Pemerintahan berjalan selalu melaporkan succses story dan kegagalan demi kegagagalan pembangunan dari sabang sampai merauke tiada kabar yang baik. Sehingga media massa menjadi penting jika berkebalikan dengan pemerintah dengan tetap memegang prinsip bad news is good news. Begitulah seharusnya memang check and balances dipraktikkan.

Partai tidak harus dijauhi akan tetapi rakyat harus terus menuerus mengontrol sebab beberapa alasan. Pertama, keberpihakan partai kepada rakyat masih jauh dari yang diharapkan. Kedua, survey membuktikan bahwa partai menjadi lahan koruptor bersarang dan mencari penghidupan. Ketiga, keuangan partai yang tidak transparan, selain membuat beban negara bertambah besar. Hal ini menjadikan kaum terpelajar terus bergerak untuk menjadi mata-mata rakyat untuk mengusung ide agar partai betul-betul menjadi pahlawan bagi rakyat, menjadi superhero bagi kesejahteraan rakyat miskin. Partai sejatinya menjadi alat perlawanan terhadap kebodohan, kejumudan, dan segala sesuati yang menyengsarakan rakyat. Politik bukan mahkluk kotor atau tercela, pelakunya lah yang menentukan warna politik akan menjadi anugerah atau bencana. Sehingga betul kata Laswell bahwa politik adalah siapa mendapat apa dan bagaimana? (who get what and how?)

Kembali ke maksud utama, penulis ingin menyampaikan perlunya menjaga daya kritis yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan. Salah satu cara yang paling memungkinkan untuk mencounter budaya berpartai yang buruk adalah mendidik rakyat karena bukankah kaum intelektual belajar untuk rakyat? Iya jelas. Kaum terdidik harus memihak rakyat kebanyakan dan jangan sekali-kali memilih abstain, cuti atau golput dalam memihak rakyat miskin dan bodoh. Bodoh dan miskin tidak karena takdir, akan tetapu karena kran dan akses ditutup dan dikuasi oleh jaringan mavia uang yang merasuk sampai pelosok desa dalam wujud yang beragam.

Rakyat perlu dididik, agar mempu membaca teks dan realitas politik yang penuh paradoksal. Terlebih menjelang gegap kompetisi politik dan partai pada tahun 2009 nanti. Tentu ini akan membawa konsekuensi yang besar bagi rakyat apabila tidak mulai sekarang dididik, dilatih, agar melek politik, agar tidak dibodohi oleh partai politik dan elitnya yang selalu menebar pesona, selalu menyebar jala janji-janji yang kadang tidak rasional bahkan hanya abang-abang lambe (lips services). Sekarang pertanyaannya bagaimama cara mendidik rakyat?

Disini penulis mengusulkan beberapa agenda aksi yang harus diusung oleh kelompok terpelajar dalam menyelamantakan aset bangsa yang bernama rakyat kebanyakan menjelang pemilu 2009. Pertama, pembekalan ideologis. Rakyat harusnya diberikan pemahaman bahwa sejatinya partai politik adalah alat perjuangan dalam rangka membela kepentingan rakyat. Ketika pada zaman kolonial, partai muncul sebagai reaksi dari penindasan yang berkesinambangan dan anti perikemanusiaan. Selain partai politik, ada satu gerakan yang tergabung dalam pendidikan Nasional Indonesia yang inilah kemudian melakukan upaya yang serius mencerdaskan rakyat. Wujudnya seperti partai akan tetapi bukan peserta /kompetitor pemilu pada saat itu. Proses ideologisasi partai yang demikian menjadi penting agar rakyat mampu mengukur, sejauh mana keberpihakan partai idaman atau partai yang mndekatai komunitasnya mampu dan mau memihak.

Kedua, Rakyat harus belajar membaca. Pelajar harus mau belajar untuk rakyat. Membaca adalah jendela untuk memahami realitas. Tanpa kemampuan membaca media atau berita rakyat akan menjadi bulan-bulanan dipermainkan oleh isu-isu yang tidak prinsipil misalnya soal pornografi, soal aliran sesat, soal korupsi, sementara kebutuhan mendasar adalah memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pekerjaan yang layak. Pemerintah seolah lepas dari tanggung jawab jika rakyat beradu kekuatan antar rakyat mengenai satu hal yang bisa dibilang masalah kecil dan sepele. Kelompok terpelajar dari univesrsitas bisa dan seharusnya melakukan pendidikan politik melalui program KKN (kuliah Kerja Nyata) atau bentuk program pemberdayaan lainnya. Hal inilah yang seharusnya menjadi kewajiban kampus untuk andil dalam menyelematkan masa depan bangsa dari kepunahan.

Oleh karena itu, kelompok terpelajar hadir menjadi referensi atau imaginasi bahwa rakyat harus pintar, cerdas, kritis, dengan belajar hal-hal yang sederhana agar rakyat tidak kerap diapusi alias dibujuki alias dibohongi. Kelompok terpelajar berkiprah secara konsisten dan konsekuen mengabdi kepada rakyat bukan menjadi menifefestasi sebagaimana 34 partai politik peserta pemilu plus 6 partai lokal akan tetapi PRM lebih sebagai kekuatan baru rakyat kebanyakan untuk menggalang kekuatan saling membentengi diri dari ”kebusukan partai politik” dan ”politisi busuk” sehingga mendapatkan manfaat yang banyak dari jumlah partai politik yang juga bertambah banyak. Indikasi dari gerakan PRM adalah kemampuan rakyat kecil dan komunitas untuk melakukan kontrak sosial atau kontrak politik dengan partai dan calon politisi (caleg) dalam bentuk perjanjian hitam diatas putih. Dan pembelajaran komitmen ini akan menjadi penting manakalah kehidupan berbangsa terus berjalan, dan tantangan-tantangan rakyat kian berat. Kepada siapa rakyat akan mengadu?? Mungkin ada secercah harapan tersisa dari gegap gempita menjelang musim panen partai pada tahun 2009 nanti. Semoga saja keberpihakan untuk rakyat senantiasa dipertahankan dan diperjuangkan dan bukan untuk diperjualbelikan untuk kepentingan singkat dan sesaat. Politik memang penuh ketidakpastian, disatu sisi memperbanyak teman juga menambah lawan. Tapi yang jelas, salah satu prinsip dasar politik sebagai the art of possibility adalah make possible what seem imposible!


David Efendi
Mahasiwa Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Politik UGM Yogayakarta.
Dimuat di koran media Indonesia, 1 September, 2008
Baca Selengkapnya....

Kamis, 15 Januari 2009

Musda Semakin Dekat

Semakin dekatnya pelaksanaan Musda IPM Kendal yang akan di selenggarakan di Weleri pertengahan bulan depan, maka persiapan yang dilakukan panitia pun semakin mantap. "Teman-teman Panitia sudah siap menyelenggarakan Musda IPM Kendal esok, meskipun diundur satu minggu karena pada tanggal yang sudah ditetapkan semula ternyata berbenturan dengan Musyawarah Wilayah IPM Jawa Tengah tapi itu justru menambah kesiapan kami," ujar Rohmad Safrudin selaku ketua Panitia dari PD IRM Kendal.Begitu juga dengan tuan rumah Weleri yang sudah sangat siap melaksanakan Musda. Rinanto, Ketua PC IPM Weleri sekaligus Sekretaris Bidang SDI PD IRM Kendal mengaku tempat dan sarana sudah siap dan kita tinggal menunggu waktunya saja. Rencananya Musda IPM akan diselenggarakan di Kampus SMK Muhammadiyah 3 Weleri yang saat ini merupakan sekolah termegah yang dimiliki Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal. Musda yang akan datang merupakan ajang dimana adanya perubahan nama dari IRM kembali menjadi IPM khususnya untuk daerah Kendal. Daryono yang merupakan Ketua Umum PD IRM periode 2008-2009 juga optimis Musda besok akan berjalan dengan sempurna.

Baca Selengkapnya....

Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger