Rabu, 17 Desember 2008

Mengenal Diri Melalui Hati

Manusia selalu sibuk dengan urusannya masing-masing, cobalah kita berdiri di pinggir jalan, melihat orang berlalu-lalang kesana-kemari, entah apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh orang-orang itu, barangkali ada yang berpikir mengenai bisnisnya, pekerjaaan, klien, tugas yang menumpuk, pasien, bahkan tidak berpikir sama sekali. Banyak orang disekitar kita yang tidak berpikir mengenai masa depan atau hal yang dihadapinya, seringkali kita acuh terhadap masa depan, lebih banyak menghabiskan waktu untuk memuaskan kesenangan individu. Memang sih sekilas kita nyaman dengan bersenang-senang, jalan-jalan, pacaran, nongkrong akan tetapi seiring waktu berjalan kita akan mengalami keterasingan. Rasa kosong dalam diri menyebabkan kita kehilangan orientasi, hidup menjadi terombang-ambing bagai batang kayu ditengah lautan.Manusia selalu melakukan hal yang disenangi, entah itu baik atau buruk tergantung pengetahuan dan kekuatan dalam membaca hati nurani. Orang sepintar apapun tidak mempunyai jaminan bahwa dia akan berhasil dalam hidupnya, orang se kaya apapun tidak menjamin kesejahteraan hidupnya, barangkali saat ini kita termasuk orang kaya yang sering menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan individu tapi apa yang terjadi ketika ekonomi keluarga lumpuh? Kita akan kehilangan segalanya dan ujung-ujungnya kita akan mendengar berita 1 orang bodoh tewas bunuh diri.
Sebagai pelajar dan mahasiswa kita tergolong dalam masa pencarian jati diri, berbagai upaya kita lakukan untuk menemukan jati diri kita, aspirasi itu bisa disalurkan melalui berbagai hal, seperti :berlatih organisasi, bergaul dengan banyak teman dan membaca buku psikologi. Namun tak sedikit yang terjerumus dalam hal bodoh seperti: menghabiskan waktu di diskotik, café, mal, narkoba atau sekedar ngabisin pulsa buat telpon pacar. Memang dalam teori perkembangan melakukan hal-hal yang dianggap negatif tidak menjadi larangan sepanjang kita sadar dengan apa yang kita lakukan dan terus menerus mengevaluasi diri.
Lantas bagaimana cara yang efektif untuk mencari jati diri kita? Ada banyak teori mengenai hal ini, namun penulis akan menyampaikan sedikit teori yang diajarkan nabi Muhammad SAW. Hati nurani merupakan tempat yang paling suci dalam diri manusia, setiap manusia memiliki cahaya dalam dirinya yang tersimpan rapi dalam bingkai hati nurani. Cahaya dalam hati nurani inilah yang dapat menerangi jalan hidup kita, cahaya yang bersumber dari nur illahi yang ditiupkan Allah ketika kita masih dalam kandungan. Bagaimanapun latar belakang kita jika mampu melihat cahaya ini niscaya hidup kita akan cerah dan terang. Sayang sekali sedikit dari kita yang mampu melihat kelubuk hati terdalam, seringkali kita terkecoh dengan bisikan-bisikan yang memanjakan kesenangan diri yang berlebihan, memang tidak mudah dan membutuhkan latihan untuk terus mengasah kemampuan ini.
Bagi penulis, hanya diri kitalah yang mengetahui cara untuk melihat cahaya ini, kesadaran dan keinsyafan diri adalah kuncinya. Sulit menemukan cahaya ini jika masih ada kesombongan dan keangkuhan untuk menyadari kelemahan diri, sesudah kita sadar akan kelemahan dan berkeinginan untuk mencarinya maka niscaya kita akan menemukannya. Carilah cahaya dalam hatimu demi menemukan jati diri yang sebenarnya. Selamat mencari….....

Oleh : Isa Toriq (Arrull)
(Sekum PD IPM Jepara)

0 komentar:


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger